Sport

Semua sekolah di Xinjiang China akan masukkan sepak bola dalam pelajaran

Urumqi (KABARIN) - Daerah Otonom Uighur Xinjiang di barat laut China bakal makin serius menggarap sepak bola sejak usia sekolah. Pemerintah setempat resmi meluncurkan langkah baru untuk memperluas program sepak bola di sekolah, dengan mendorong agar olahraga ini masuk dalam pelajaran pendidikan jasmani di semua jenjang pendidikan.

Kebijakan tersebut tertuang dalam dokumen yang diterbitkan bersama oleh sejumlah departemen pemerintah. Fokus utamanya jelas: memperkuat fondasi sepak bola dari tingkat akar rumput.

Dalam rencana itu, sekolah-sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah fokus sepak bola, yakni sekolah yang menjadikan sepak bola sebagai prioritas dalam pelajaran olahraga diminta mengalokasikan sedikitnya sepertiga dari total jam pelajaran pendidikan jasmani khusus untuk sepak bola.

Tak cuma soal jam pelajaran, dokumen kebijakan itu juga menekankan pentingnya membangun jalur pembinaan talenta yang berkelanjutan. Artinya, pembinaan pemain tidak berhenti di satu jenjang saja, tapi terhubung dari pendidikan dasar hingga tingkat profesional.

Pemerintah Xinjiang ingin menciptakan sistem terpadu yang menghubungkan sekolah, sekolah kejuruan, universitas, akademi sepak bola, hingga klub profesional. Dengan cara ini, bakat muda bisa terus berkembang tanpa terputus di tengah jalan.

Xinjiang sendiri bukan wilayah asing bagi sepak bola. Daerah ini sudah lama dikenal punya budaya sepak bola yang kuat. Hingga 2024, Xinjiang tercatat memiliki 4.595 lapangan sepak bola, menjadikannya salah satu wilayah dengan jumlah lapangan per kapita tertinggi di China.

Untuk makin menghidupkan atmosfer sepak bola di kalangan pelajar, liga sepak bola kampus akan terus digelar di seluruh Xinjiang. Selain itu, pemerintah juga memperluas kompetisi akhir pekan, supaya siswa bisa bermain secara rutin dan menjadikan sepak bola sebagai bagian dari gaya hidup, bukan sekadar pelajaran di sekolah.

Masalah klasik seperti kekurangan pelatih di level akar rumput juga ikut dibenahi. Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan pelatihan, rekrutmen, serta kesejahteraan pelatih sepak bola. Tak hanya itu, program di universitas akan diperluas, dan para pemain profesional yang sudah pensiun didorong untuk terjun langsung mengajar dan membina pemain muda.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, Xinjiang mulai dikenal sebagai lumbung talenta baru sepak bola China. Sejumlah pemain asal daerah ini, seperti striker Behram Abduweili dan bek Umidjan Yusup, bahkan sudah mendapat kesempatan memperkuat tim nasional China.

Dengan sepak bola yang kini masuk langsung ke ruang kelas, Xinjiang berharap bisa mencetak lebih banyak pemain berkualitas sekaligus memperkuat masa depan sepak bola China dari bangku sekolah.

Pewarta: Xinhua
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025
TAG: